Minggu, 26 Februari 2012

04.02

Seorang raja yang sudah tua mempunyai tiga anak laki-laki. Raja itu bingung memilih calon penggantinya sebagai putra mahkota. Akhirnya, ia mendapat ide. Ketiga anaknya itu lalu dipanggil untuk menghadap.
“Anak-anakku, aku akan menguji kalian dengan satu pertanyaan. Siapa yang jawabannya paling baik, dialah yang berhak menjadi putra mahkota. Bagaimana, kalian siap?”
            “Siap, Ayah!” jawab ketiga putranya itu.
            “Begini pertanyaannya. Kalau kamu jadi raja, sebesar apa cintamu kepada rakyatmu?”
            Putra tertua menjawab, “Cintaku kepada rakyatku sebesar gunung! Alasannya, karena di dunia ini tak ada benda yang sebesar gunung! Jadi, seperti itulah cintaku pada rakyatku!” jawabnya dengan penuh semangat.
            Raja lalu bersabda, “Di Pulau Madura ini tidak ada gunung, Cuma ada bukit. Kau hanya mendengar kata orang saja, belum pernah sekalipun melihatnya!” kata Raja kecewa.
            Kemudian putra kedua menjawab, “Cintaku kepada rakyat setinggi bintang. Alasannya, karena bintang letaknya paling tinggi dari semua benda di dunia ini!” jawabnya dengan bangga.
            “Hm, pikiranmu terlalu jauh tinggi dari bumi, sedangkan hal-hal di bumi ini sendiri kau lupakan!” sahut Raja tetap tidak puas.
            Kini giliran putra bungsu menjawab, “Cintaku kepada rakyatku seperti garam,” katanya dengan tenang.
            “Hah? Mengapa seperti garam?” tanya ayahnya keheranan.
            “Karena, sehari-hari aku membuat garam bersama-sama rakyat. Selain itu, setiap manusia di dunia ini pasti memerlukan garam dalam makanan mereka. Jika cintaku seperti garam, berarti semua orang dapat merasakan cintaku itu. Tak seorang pun yang tidak mendapat cintaku. Itulah maksud cintaku seperti garam,” jelas putra bungsu.
            Mendengar penjelasan itu, Raja mengangguk-angguk dan tersenyum puas. “Jawabanmu menunjukkan hal yang nyata ada di pulau kita ini, yaitu garam. Itu juga menunjukkan bahwa engkau begitu dekat dengan rakyat. Oleh sebab itu, kuputuskan, putra bungsukulah yang kelak menjadi penggantiku!” titah Raja.

0 komentar:

Posting Komentar