Putri sedang
kesal. Ia heran, mengapa tidak diizinkan bermain dengan Dino. Pasti ada
sesuatu. Kalau tidak, pasti Dino sudah diberikan sejak dulu. Dino diletakkan di
rak paling atas di buffet hias. Dino hanyalah boneka beruang biasa. Ia semakin
penasaran. Di dalam rumah ada Mbak Narti yang membereskan piring. Mama sedang
pergi ke dokter memeriksakan kandungannya. Putri sedang membaca majalah,
sesekali ia melirik Dino. Perlahan ia menggeser sebuah kursi. Mbak Narti
mendekat ketika mendengar derit kursi.
“Mau mengambil apa, Putri ?”
“Putri terkejut. “Anu, Mbak. Mau ambil
boneka itu !”
“Sudah minta izin Mama ?”
“Sudah,”jantung putri berdebar karena
berbohong
Tangan Mbak Narti menggapai Dino,
kemudian menyerahkannya. Sesampai di kamar, ia menemukan lubang kantung di rok
seragamnya. Ia memasukkan tangannya. Ada foto kecil Kok ada foto Mama, juga
sedang memangku bayi. Pria d samping mama bukan Papa Putri, apaa lagi ia
memangku dino! Putri bingung dan jengkel lalu menangis.
“Eh, ada ap ini ?” tiba-tiba Mama
datang. Ia segera duduk dan meraih Putri ke dalam pelukannya.
“Maaf, Bu. Tadi, Putri bilang sudah
minta izin…” kata Mbak Narti
“Tidak apa-apa, saya memang tidak ingin
Putri tahu secepat ini…! Mama menarik nafas perlahan.
“Putri Mama akan ceritakan semuanya….”
Mama bercerita bahwa pria di foto itu adalah Papa kandung Putri. Papa
kecelakaan sewaktu Putri baru berumur 2 bulan. Lalu Mama menikah lagi dengan
teman Papa.
“Jadi papa bukan Papa Putri asli ?”
Tanya Putri
Mama mengagguk menangis. “Tapi…Papa
Putri sekarang sangat sayang Putri. Putri juga janji tetap sayng dan juga adik
Putri ini…?”
Putri mengangguk dipeluknya Mama sangat
erat. Ia ingin segera memeluk dan mencium
papa. Putri berjanji akan menyayangi papa lebih dari kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar