Sabtu, 07 Juli 2012

02.48

Putri sedang kesal. Ia heran, mengapa tidak diizinkan bermain dengan Dino. Pasti ada sesuatu. Kalau tidak, pasti Dino sudah diberikan sejak dulu. Dino diletakkan di rak paling atas di buffet hias. Dino hanyalah boneka beruang biasa. Ia semakin penasaran. Di dalam rumah ada Mbak Narti yang membereskan piring. Mama sedang pergi ke dokter memeriksakan kandungannya. Putri sedang membaca majalah, sesekali ia melirik Dino. Perlahan ia menggeser sebuah kursi. Mbak Narti mendekat ketika mendengar derit kursi.
         “Mau mengambil apa, Putri ?”
         “Putri terkejut. “Anu, Mbak. Mau ambil boneka itu !”
         “Sudah minta izin Mama ?”
         “Sudah,”jantung putri berdebar karena berbohong
            Tangan Mbak Narti menggapai Dino, kemudian menyerahkannya. Sesampai di kamar, ia menemukan lubang kantung di rok seragamnya. Ia memasukkan tangannya. Ada foto kecil Kok ada foto Mama, juga sedang memangku bayi. Pria d samping mama bukan Papa Putri, apaa lagi ia memangku dino! Putri bingung dan jengkel lalu menangis.
        “Eh, ada ap ini ?” tiba-tiba Mama datang. Ia segera duduk dan meraih Putri ke dalam pelukannya.
        “Maaf, Bu. Tadi, Putri bilang sudah minta izin…” kata Mbak Narti
        “Tidak apa-apa, saya memang tidak ingin Putri tahu secepat ini…! Mama menarik nafas perlahan.
        “Putri Mama akan ceritakan semuanya….” Mama bercerita bahwa pria di foto itu adalah Papa kandung Putri. Papa kecelakaan sewaktu Putri baru berumur 2 bulan. Lalu Mama menikah lagi dengan teman Papa.
        “Jadi papa bukan Papa Putri asli ?” Tanya Putri
        Mama mengagguk menangis. “Tapi…Papa Putri sekarang sangat sayang Putri. Putri juga janji tetap sayng dan juga adik Putri ini…?”
        Putri mengangguk dipeluknya Mama sangat erat. Ia ingin segera memeluk dan mencium  papa. Putri berjanji akan menyayangi papa lebih dari kemarin.



0 komentar:

Posting Komentar